Selasa, 12 Februari 2013

Review Novel “Saya Nujood, Usia 10 dan Janda”


Penulis                  : Delphine Minoui
Penerbit                : Alvabet
Tahun Terbit           : Agustus 2010              
Halaman                : 227

Novel yang ditulis oleh Delphine Minoui ini merupakan kisah nyata yang terjadi pada tahun 1998 dan di angkat dalam sebuah novel pada tahun 2008. Mengisahkan seorang gadis yaman yang berusaha merebut keadilan yang telah terenggut oleh pernikahan paksa, dia adalah Nujood Ali.  Di Yaman masih terjadi pernikahan di bawah umur dan masih terjadi hingga saat ini. Dimana pernikahan tersebut karena Faktor Kemiskinan, Paksaan Orang Tua serta Adat Istiadat Yaman yang masih kental dan salah satunya adalah karena kisah nabi Muhammad SAW yang menikahi aisyah pada usia 9 tahun. Seperti halnya Nujood yang masih berusia 10 tahun dan dipaksa menikah dengan pria yang usianya 3 kali lipat darinya. Serta bagaimana anak usia 10 tahun mengerti akan biduk rumah tangga...??? Dan bagaimana anak usia 10 tahun mengerti akan proses Perceraian...??? Kisah ini bahkan mendorong perubahan di Yaman dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Di negeri ini juga wanita tidak bisa mengambilkan keputusan, karena semuanya dipegang oleh para kaum lelaki. Sehingga tidak bisa menolak ataupun menangguhkan keinginan dari pihak lelaki dalam keluarga.

Bayangkan saja, ketika para lelaki dalam keluarga benar-benar tidak bisa mensejahterakan bahkan berpikir positif demi kebaikan keluarga, bagaimana mengambil keputusan yang benar. Setelah pernikahan terjadi di atas perjanjian antara pihak calon suami dan ayah nujood yaitu tidak akan berhubungan intim sebelum nujood mendapatkan menstruasi pertamanya. Tetapi perjanjian itu hanya di mulut saja. Pasalnya ketika Nujood sudah sampai di rumah suaminya, dia langsung mendapatkan kekerasan seksual dan fisik dari suaminya bahkan ibu mertuanya. Bagaikan hidup di kandang monster yang tiap kali siksaan dating tanpa di duga. Bahkan nujood tidak boleh keluar rumah hanya untuk sekedar main dengan anak tetangga seusianya. Karena berulang kali mendapat kekerasan seksual dan fisik oleh suami dan ibu mertuanya, Nujood pulang ke rumah orang tuanya, tetapi ayahnya memulangkannya kembali dengan alasan bahwa kehormatan lebih penting dari pada sekedar mendapatkan kekerasan.

Merasa tidak mendapat keadilan Nujood di rumahnya, dia teringat dengan istri kedua ayahnya, barangkali bisa membantu. Istri kedua ayahnya hanya bisa menyarankan Nujood untuk mengadukan masalahnya langsung ke pengadilan karena di sana banyak hakim yang akan membantunya. Nujood bertemu dengan seorang hakim dan pengacara perempuan yang siap membantu sampai dia mendapatkan haknya. Ayah dan suami Nujood akhirnya ditangkap karena melanggar Undang-undang Perkawinan di Yaman yang hanya membolehkan perempuan menikah setelah berumur 15 tahun. Nujood akhirnya bisa sekolah kembali dan dia bercita-cita menjadi pengacara yang akan selalu membantu orang-orang tertindas terutama kaum perempuan di negaranya ini.

Dari kisah ini banyak sekali yang bisa diangkat dan menjadi inspirasi bagi kaum yang tertindas khususnya kaum perempuan. Jangan sekali-kali takut untuk mendapatkan keadilan karena Tuhan akan selalu memberikan jalan kuncinya adalah bersungguh-sungguh dan keyakinan. Dalam kisah ini terdapat beberapa kasus yaitu kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi dan trafficking perempuan. Hal ini sering terjadi di berbagai Negara kecil dan perekonomian rendah. Di Indonesia pun, di daerah2 terpencil dan belum terjangkau pun sering terjadi. Bagaimana kah kita sebagai sesama manusia bergerak untuk mengulurkan tangan demi keadilan (yang merupakan tujuan dari kesetaraan gender) agar mencapai Millenium Development Goals.  
Banyak sekali dampak dari kasus ini seperti : dari sisi psikologinya: keamanan, kepercayaan, harga diri, depresi, trauma, paranoid, cemas dll. Fisik dan seksual: sakit, kematian, kehamilan, gangguan fungsi reproduksi, keguguran, IMS/HIV. Ekonomi: biaya perawatan, pengobatan, mengganggu rutinitas, ongkos perkara, dll.

Senin, 04 Februari 2013

Galileoku

Kerinduan pada masa2 bersama sahabat2 di galileo... kini hanya bisa mengenangnya. Semoga kelak bisa berkumpul lagi dengan kesuksesan bersama.. salam hangat untuk sahabat2ku...